Tuesday, September 8, 2015

Mengenal Obyek Taman Wisata Alam Sangeh Dan Pura Bukit Sari Desa Sangeh - Mengwi - Badung

Obyek taman Wisata Sangeh mulai dirintis pada 1 januari 1969 dan mulai mengalami perkembangan pada tahun 1972 dengan sumber pembiayaan pembangunan dari sumbangan sukarela/dana punia yang dikenakan pada tiap pengunjung yang masuk ke Obyek Wisata Sangeh. Mulai 1 januari 1996 dikenakan retribusi berdasarkan Perda TK II Badung No. 20 Tahun 1995. Dalam teknnis pengelolaan obyek wisata sangeh sepenuhnya merupakan hak dari pada pengelola dalam hal ini Desa Adat Sangeh. Obyek Wisata Sangeh tidak hanya terkenal karena keberadaan keranya yang jinak, namun karena adanya 10.8 Ha hutan pala homogen (Dipterocarpus Trninervis) + 3.169 Ha hutan tambahan, jadi luas total hutan yang merupakan pura peninggalan abad ke-17 pada waktu kejayaan kerajaan Mengwi.




Menurut sejarah keberadaan Pura Bukit Sari Sangeh sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Mengwi, Pura Bukit Sari dibangun oleh Anak Agung Anglurah Made Karangasem Sakti, anak angkat Raja Mengwi Cokorda Sakti Blambangan. Konon beliau (Anak Agung Anglurah Made Karangasem Sakti) melakukan tapa "Rare" yaitu bertapa sebagaimana layaknya bayi/anak-anak. Beliau mendapakan pewisik (ilham) agar membuat pelinggih (Pura) dihutan pala sangeh, maka sejak itulah Pura Bukit Sari beridiri pas ditengah-tengah hutan pala. berdasarkan mitologi yang diyakini oleh masyarakat sangeh dan sekitarnya, nama Sangeh erat kaitannya dengan keberadaan Hutan Pala yang mana sangeh berasal dari dua kata "Sang" berarti orang dan "Ngeh" berarti melihat, sangeh berarti orang yang melihat. Konon kayu-kayu (hutan pala) dalam perjalanan dari Gunung Agung (bali timur) menuju salah satu tempat di barat, salam perjalanannya sebelum sampai di daerah tujuan, akhirnya ada yang melihat pohon-pohon tersebut berhenti disuatu tempat, yang sampai sekarang disebut Sangeh.




Hutan pala sangeh dihuni oleh kera abu ekor panjang (Macaca Fascicularis) yang jumlahnya kurang lebih 600 ekor, dan keberadaan mereka pun tak terlepas dari keyakinan masyarakat yang menganggap mereka jelmaan prajurit Putri yang dirubah bentuknya menjadi monyet-monyet yang menghhuni hutan pala sangeh. Oleh karena itu, maryarakat sekitar tidak akan berani mengganggu keberadaan mereka, karena mereka dianggap kera suci yang disakralkan dan membawa berkah bagi masyarakat sangeh dan sekitarnya.

Lokasi

Sangeh terletak di Desa Sangeh kabupaten Badung dengan letak geografis antara 829 LS dan 115o12-115o13 BT, berjarak kurang lebih 25 km dari kota Denpasar. Status kawasan ini sebelumnya adalah cagar alam dan berubah menjadi taman wisata alam dengan luas hutan 10.8 Ha hutan homogen +3.169 hutan tambahan, jadi luas total hutan 13.169 Ha.





Sarana Wisata Alam

Pada lokasi OWTA telah tersedia berbagai fasilitas antara lain : jalan setapak, MCK, tempat parkir, pos jaga, pintu gerbang, jasa pelayanan photo serta pemandu wisata. Selain itu juga terdapat penjualan souvenir, makanan, dan layanan informasi.

Pencapaian Ke Lokasi

Untuk mencapai lokasi dapat menggunakan angkutan umu dari terminal Wangaya Denpasar ke jurusan Petang turun di lokasi, dengan jarak 25 km dan waktu tempuh kurang lebih 40 menit.

Fauna

Jenis satwa yang paling dominan dan menjadi ciri khas kawasan ini adalah kera abu-abu (Macaca Facuculari) dimana populasinya berdasarkan inventari tahun 1993 sebanyak 22 jenis antara lain : Alap-Alap (Elanus Hypoleucu), Elang (Holioaster Indus), Burung Hantu (Typte Java Albanica), Terocok (Gouvier Ahalis), Musang (Paradorurus Hermaproditus), Kucing Hutan (Felis Bengalensis). Sendang Lawe (Cicona Episcepus) dan lain sebagainya.

Ayo berwisata ke obyek wisata Bukit Sari Sangeh, nikmati keindahan alamnya dan jangan lupa jaga kelestariannya.


Kontak

Desa Adat Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung-Bali
Telephone : +6285100422740
Email : bukitsari65@yahoo.com
info@bukit-sari-sangeh.com
Website : www.bukit-sari-sangeh.com

2 comments: